Thursday, February 25, 2010

Biarkan Aku Mengatakannya ( Diary Kerja Praktek , 5 Days Only)

Kamis, 13 Agustus 2009

Hari ini adalah hari pertama aku bersama rekan saya F menjalani kuliah kerja praktek di Manado Town Square. Walaupun sebelumnya Kerja Praktek sempat diwarnai gejolak perdebatan dalam batin kami mengenai tempat dimana kami akan melaksanakan kuliah kerja praktek. Aku juga tidak lupa menyampaikan permintaan maaf kepada seorang teman kami R yang harus menjalani kerja praktek sendiri di PLN Cabang Manado. Walaupun demikian, hal tersebut tidak terlalu berpengaruh bagi aku dalam menjalani kuliah kerja praktek untuk hari ini. Karena menurut aku hidup itu adalah pilihan, dan pilihan itu ada di tangan kita masing-masing, pilihan itu juga yang menentukan takdir, baik atau buruk kita tidak pernah tahu biarlah waktu yang akan membuktikannya. Selesai dari tempat kerja praktek aku cukup merasa happy karena orang yang ada di sana bisa dibilang pada welcome semua (?). Mereka bersedia memberikan penjalasan kepada kami tentang electrical engineering yang ada Manado Town Square. Mereka tidak memandang kami sebagai orang yang hanya akan mengganggu pekerjaan mereka. Mereka sangat menghargai keinginan kami untuk mendapatkan ilmu dari mereka. Mungkin itu juga yang menyebabkan Manado Town Square merupakan Mall yang paling banyak di kunjungi orang di Manado.

Kunjungan pertama adalah ruangan dimana terdapat banyak panel-panel, kWh Meter analog dan digital, MCB-MCB yang terdapat di lantai 2 gedung Manado Town Square. Ruangan ini boleh dikatakan kecil sehingga pada saat pertama kali masuk akan sangat terasa suasana panasnya yang membuat kami terasa seperti di dalam oven. Di ruang ini Bapak Stephan memberikan penjalasan tentang apa yang ada di dalam ruangan tersebut secara umum. Ada bagian yang belum diketahuinya oleh bapak ini karena ia juga belum lama menjadi salah satu teknisi di mall ini tapi sudah menjadi salah satu orang yang dipercaya akan kemampuannya sebagai seorang engineer, karena dapat dilihat dengan dipercayakannya untuk memberikan penjelasan kepada kami oleh Manager bagian Department Engineering Manado Town Square.

Jika kita berkunjung ke tenant-tenant Mantos, hal yang tidak akan temukan adalah kWh meter. Lalu dimana kWh meter tersebut? Semua kWh meter milik para penyewa tersebut ditempatkan di dalam ruangan yang disebutkan di atas. kWh meter tersebut diletakkan di dalam sebuah Lemari yang disusun secara teratur, tetapi ada juga yang menempel dinding. Dengan demikian sang operator dapat mencatat pemakaian beban para pelanggan dengan mudah tanpa harus secara langsung berkunjung ke tenant-tenant yang kelihatan bisa mengganggu aktivitas bisnis. kWh meter tersebut ada yang tiga fasa dan ada juga yang satu fasa. Dua fasa? Tidak ada! Selain itu ada juga kWh meter analog dan digital yang terpasang di dalam ruangan tersebut.

Hal yang menarik dari kWh meter digital adalah bentuknya lebih kecil bahkan jauh lebih kecil dari kWh meter analog. Dilihat dari dimensi yang dimiliki oleh kWh meter digital, jelas bahwa kWh meter digital akan memberikan keuntungan tersendiri. Dengan dimensi yang kecil tersebut tidak akan memakan ruang yang banyak dan pemasangannya akan lebih rapi karena dapat dipasang secara berjejer pada sebuah rel dikarenakan bentuknya yang menyerupai MCB pada umumnya. Lebih dari itu pembacaan kWh meter digital lebih presisi dibandingkan dengan kWh meter analog yang biasa dijumpai. Dari penjalasan yang kami dapatkan bahwa kWh meter digital ada 3 jenis. Yang diperlihat di mantos cuma 2 jenis, jenis yang ketiga tidak ada, kata si bapak itu bahwa jenis yang ke tiga lebih banyak digunakan di perumahan-perumahan mewah. kWh meter digital yang ketiga tersebut menggunakan sebuah chip seperti kartu selular layaknya sebuah telepon genggam. Untuk dapat menggunakan listrik harus diisi terlebih dahulu seperti sebuah handphone, apabila pulsanya habis maka secara otomatis listriknya juga akan padam. Untuk menggunakannya kembali, kartunya harus diisi ulang. Sungguh menarik pengetahuan yang aku dapat hari ini walaupun hanya sedikit.

Setelah itu bapak Steven (kalau tidak salah namanya Steven Sumoked) mengajak kami menuju sebuah escalator dan travolator. Eskalator tidak deperkenalkan karena sepertinya barang itu sudah sangat lazim dilihat walaupun rangkaian dalamnya aku sama sekali belum tahu. Bapak Steven lebih tertarik untuk mengajak kami melihat sebuah atau satu-satunya travolator yang ada di mantos yang mana banyak berguna buat Hypermart yang merupakan salah satu tempat berlanja barang kebutuhan terbesar yang ada di Mantos. Di jelaskan sepintas bahwa travolator ini tidak boleh rusak karena merupakan jalur utama para pelanggan terutama pelanggan hypermart berlalu-lalang membawa barang belanjaan atau barang-barang yang memiliki bobot yang lebih berat seperti trolley-troley. Jadi apabila travolator ini mengalami kerusakan harus sesegera mungkin diperbaiki, ini boleh dikatakan pekerjaan tersulit bagi seorang teknisi dalam menjalankan tugas yang telah diembankan kepadanya.

Ketika kami sudah tiba di travolator yang aku maksud tadi di atas, bapak Steven langsung memberikan penjelasan yang agak panjang lebar di bagian atas dari travolator tersebut. Suara Bapak ini tidak terlalu terdengar jelas karena di sekitar kami ada banyak orang yang lalu lalang melewati travolator tersebut ditambah dengan suara music yang diputar cukup keras oleh para tenant yang letaknya disekitar travolator. Penjelasan pertama adalah mesin dan peralatan control dari dari travolator berada di bagian atas dalam dari trafolator. Ada dua alasan yang diberikan mengapa mesin dan peralatanya berada di atas. Karena terlalu banyak noise, aku jadi tidak bisa mendengar dengan jelas apa alasan pertama maupun alasan yang kedua. Akhirnya aku harus membuat alasan sendiri dengan mencoba menebak. Alasan yang kedua kalau tidak salah yaitu apabila terjadi banjir maka mesin akan aman dari banjir. Akan tetapi alasan yang kedua tersebut tidak terlalu kuat untuk menjadikan mesinnya berada di bagian atas karena untuk ukuran sebuah mall yang banyak di kunjungi oleh masyarakat sudah di pastikan bahwa lokasinya sudah terbebas dari masalah banjir. Jadi sebenarnya mesinnya berada di atas atau di bawah tidaklah masalah. Kalau tidak salah alasan pertama itu adalah agar memudahkan operator dalam melakukan pemeliharaan atau perbaikan apabila terjadi kerusakan pada travolator. Terdapat dua jalur travolator yaitu untuk naik ke atas dan untuk turun ke bawah (tentu saja). Akan tetapi travolator ini bisa saling bergantian bekerja, apabila yang satu sebelumnya bergerak turun ke bawah, maka dapat dirubah menjadi travolator yang bergerak ke atas. Dua buah travolator ini dua-duanya bisa beroperasi dalam satu arah, dua-dua naik atau dua-duanya turun.

Ada bagian yang sangat menarik untuk lihat dari sebuah travolator yaitu pada kedua sisi baik bagian atas atau bagian bawah tepatnya antara handrail dengan lantai terdapat sebuah karet yang bentuknya seperti karet biasa yang kelihatannya seperti sebuah pelapis (bantalan) atau penyangga atau peng-alas (susah untuk membahasakannya yang jelas apabila ada sebuah barang longgar biasanya kita mengambil sesuatu barang tambahan supaya tidak loggar lagi) yang tidak memiliki fungsi apa-apa. Tapi tahukah anda bahwa alat tersebut ternyata memiliki fungsi seperti sebuah saklar untuk mematikan sebuah lampu (tepatnya push button). Apabila anda menendangnya dengan ujung sepatu anda maka travolator akan berhenti bergerak dengan seketika. Aku sempat tidak percaya akan penjelasan bapak tersebut, untunglah ia mendemontrasikannya, ia menendang pelapis karet tersebut dengan kaki dan hasilnya, travolator berhenti bergerak dengan seketika. Sungguhnya diluar dugaan kalau karet yang kelihatan tidak punya arti apa-apa ternyata punya fungsi yang tersembunyi. Aku harap orang yang tahu akan hal ini tidak mempermainkannya, dan salah satu orang yang berpotensial akan hal itu adalah diri aku sendiri dan juga rekan aku yaitu F. Untuk menghidupkan kembali travolator yang berhenti bergerak tidak dilakukan dengan menendang kembali karet tersebut melainkan harus menggunakan sebuah kunci yang terdapat di samping dari travolator. Kunci dapat diputar ke kiri atau ke kanan tergantung ke mana arah yang kita inginkan dari travolator apakah bergerak ke atas ataukah ke bawah.

Saya rasa sekian dulu ilmu yang saya dapat untuk hari ini. Sebenarnya masih ada satu ruangan lagi yang kami masuki akan tetapi fungsinya hampir sama dengan ruangan yang pertama. Yang bertambah disitu hanyalah panel kompresor-kompresor dari AC.

Jumat, 14 Agustus 2009

Hari ini adalah hari kedua aku Kuliah Kerja Praktek di Mantos. Tidak ada yang special untuk hari ini dan boleh dikatakan hari ini adalah hari yang sangat membosankan dan melelahkan buat aku. Pertama kali datang ke ruangan panel memang masih merasa malu kepada para teknisi yang ada di dalam dan kami cukup lama menunggu di luar hingga akhirnya kami punya keberanian untuk masuk ke adalam. Aku orang pertama yang masuk ke dalam kemudian rekan aku F juga langsung melihat ke dalam. Aku pikir orang di dalam tidak bikin apa-apa, tapi ternyata mereka sedang sibuk memperbaiki lampu sorot yang rusak dan harus sesegera mungkin diperbaiki. Mereka memang sudah berpengalaman dalam pekerjaannya dan tidak terlihat ada ketakukan akan listrik di mata mereka, walau api sudah berpercik-percik di stop kontak yang ada di sampingnya saat menguji coba rangkaian lampu tersebut, itu hal yang sangat biasa sekali.

Saat mereka sedang membaiki lampu di dalam ruangan panel Mantos, aku sama F melihat dari pintu saja. Kami tidak bisa melihat lebih dekat karena ruangannya sangat sempit dan kira-kira hanya memuat maksimal empat orang. Walaupun kami berada di luar, kami bisa melihat proses perbaikan tersebut dari kejauhan walaupun tidak begitu jelas buat kami. Bapak steven sang supervisor yang baik itu (?) sempat memperlihatkan kepada kami salah satu komponen dari lamput sorot tersebut. Komponen tersebut adalah ballast yang cukup berat karena komponennya adalah sebagaian besar inductor dan inti besi. Selain itu ia juga memperlihatkan rangkaian yang terdapat pada ballast tersebut. Selain itu, aku juga sempat melihat komponen lain seperti Kapasitor dan S1 (tidak tahu apa namanya). Hingga akhirnya aku bisa mendapatkan rangkaian yang sesungguhnya dari lampu sorot tersebut, ternyata rangkaiannya cukup sederhana.

Pelajaran yang lain yaitu kWh meter analog itu ada dua macam. Ada menggunakan CT dan ada juga tanpa CT. Perbedaan keduanya telihat dari ukuran kabel yang masuk ke kWh meter. Pada kWh meter tanpa CT ukuran kabel lebih besar jika dibandingkan dengan kWh-meter yang menggunakan CT (Current Transformer). Jika arus yang akan diukur cukup besar dengan tegangan tetap, apabila kWh meter tidak dapat menahan arus yang besar tersebut (kapasitas kWh meter terbatas) maka digunakanlah CT yang berfungsi untuk menurunkan arus beban sebelum melalu kWh meter. Saya rasa ini adalah pelajaran yang cukup berharga walau hanya sedikit. Sebenarnya sih hal seperti ini sudah ditemukan dalam kuliah-kuliah di kampus, hanya saja bentuk fisiknya belum pernah lihat.

Setelah itu sudah tidak ada kegiatan yang berarti. Hanya duduk diam seribu bahasa dan sangat tidak bergairah lagi. Mudah-mudahan besok ada pekerjaan yang menyenangkan!

Selasa, 18 Agustus 2009

Hari ini adalah hari ketiga aku menjadi kuliah kerja praktek di Mantos. Hari ini lumayan menyenangkan karena ada sedikit kegiatan yang kami lakukan walau itu sangat rendah levelnya, yaitu merangkai lampu TL.

Sebelum kami merangkai lampu TL pertama-tama datang, kami diajak oleh bapak Stephanus untuk melihat-lihat kegiatan yang yang dilakukan yaitu Check List. Check List ini wajib untuk dilakukan setiap hari karena menyangkut baik-baik buruknya pelayanan yang akan diberikan oleh mantos kepada pengunjung ataupun kepada para penyewa.

Check list pertama yaitu melihat kondisi pompa air. Pompa ini terdiri dari pompa taman dan pompa kabut. Ada tiga pompa air untuk taman dan satu untuk pompa kabut. Yang dilihat di sini adalah mengukur besarnya arus nominal dari motor yang sedang beroperasi serta malihat kondisi fisik dari motor yang sedang beroperasi apakah komponennya masih lengkap atau ada komponen yang mengalami kerusakan. Apabila ada masalah yang ditemukan maka akan segera diperbaiki. Tidak ada istilah mengulur-ulur waktu. Pompa yang terpasang ini tidak menggunakan rangkaian kontrol yang rumit, hanya menggunakan rangkaian yang sederhana atau Direict On Line (DOL) tanpa menggunakan kontaktor. Yang digunakan adalah MCB tiga fasa untuk menghidupkan atau mematikan motor 3 fasa tersebut.

Setelah selesai melihat pompa air, kami melanjutkan melihat pompa yang lainnya yang menggunakan rangkaian Water Level Control atau kontrol airnya pakai pelampung. Rangkaian yang telihat pada panel tersebut sulit untuk aku mengerti soalnya kontaktor yang digunakan berbeda dari yang kontaktor yang pernah aku temukan sebelumnya. Sayang sekali, bapak Stephan tidak terlalu tahu tentang rangkaian dari panel tersebut. Saya jadi bingung, apa saja sih yang diajarkan kepada para engineering saat menjalani training di mantos ini. Kalau hanya mematikan atau menyalakan peralatan itu tanpa kuliah pun bisa di lakukan.

Tak lama kemudian bapak stephan mengajak kami merangkai lampu TL. Ini adalah momen yang paling pertama aku merangkai lamput TL, tidak sesulit yang aku bayangkan. Sangat sederhana, hanya ketakutan yang membuat segala-galanya jadi sulit. Pengetahuan yang saya temukan adalah kalau stater dicabut lampu akan tetap menyala karena fungsi stater hanyalah untuk membuat lamput neon yang terpasang menyalah dengan cepat. Pengetahuan anak SD!

Habis itu melakukan check list lampu penerangan di tanant-tenant. Pada saat itu terjadi kerusakan pada travolator. Di sinilah mereka memeras otak memperbaiki travolator tersebut. Inilah hal tersulit bagi seorang teknisi. Lalu..!!?

Rabu, 19 Agustus 2009

Ini adalah hari keempat aku menjalani kuliah kerja praktek di mantos. Hari ini pertama-tama tidak terlalu menyenangkan tapi akhirnya terjadi hal yang menyenangkan juga. Saya dan rekan saya merasa bosan karena harus menunggu sampai jam 11 bapak Tonny sang Manager Department Engeering untuk bisa masuk ke dalam gedung genset. Pada saat kami sementara menunggu bapak steven menghampiri kami untuk memperbaiki lampu sorot yang mengalami kerusakan. Saya pikir dia akan mengajar kami untuk memperbaiki lampu tersebut tapi ternyata tidak, dia malah menyuruh kami ke ruang panel dan kami tidak tahu harus berbuat apa di sana. Oh !, benar-benar menyedihkan!

Bisik-bisik dari luarpun terdengar, ya sebuah kalimat yang sudah tidak asing lagi, sebuah kalimat yang sering kali dilontarkan kepada orang-orang yang menempuh pendidikan formal di Universitas-universitas. “Mereka tidak tahu merangkai, mereka hanya tahu teori”. Kesannya gimana ya, seolah-olah pendidikan itu tidak penting. Apa sebenarnya yang salah dari dunia pendidikan kita? Dan apa yang benar dari dunia praktis? Let me figure it out by my self!

Karena bingung tidak tahu mau bikin apa, seorang teknisi menghampiri saya dan bertanya bagaimana menghitung pemakaian daya listrik yang ada di rumah-rumah serta cara menghitung besar tagihan yang harus dibayar kepada PLN. Tentu saja hal seperti ini adalah makanan kami sehari-hari di kampus. Dengan penuh percaya diri (dan sedikit congkak) saya pun memberikan penjelasan panjang lebar, dan saya bisa menebak kalau apa yang saya katakan tidak begitu ia mengerti. Susah? Mungkin! Buat dia! Akhirnya dia pun merendahkan diri, kalau dia sedikit sulit mengerti hal-hal yang berbau metematika. Saya hanya mengangguk-angguk tanda setuju.

Lama menunggu ternyata bapak Tonny hari ini tidak masuk kerja sehingga acara masuk ke dalam gedung genset harus tertunda. Karena tidak jadi melihat genset, Sang supervisor mengajak kami melihat peralatan sistem pendingin (AC = Air Conditioning) di lantai atap (lantai 3). Suhu di atas atap ini sangat panas sekali, benar-benar menyengat kulit. Mungkin hal inilah yang menyebabkan para teknisi AC pada berkulit hitam semua kecuali sang Supervisor (AC) yang tiada hari tanpa On Line via Mobile.

Kunjungan inilah yang membuat saya pertama kali melihat kuba dari mantos dari dekat, dimana jika dilihat dari dalam gedung berbentuk langit sungguhan. Pak Henry pun memberikan penjelasan secara singkat dan padat mengenai prinsip kerja dari AC. Karena dia agak sedikit congkak, saya malah jadi tidak tertarik untuk menanggapinya. Lagi pula apa yang dia jelaskan sudah ada di kepala saya karena sebelumnya saya pernah membuah sebuah paper tugas Elektronika Daya yang mengangkat tentang Aplikasi Elektronika daya pada sistem pendingin. Setelah itu, Saya malah sibuk memotret peralatan apa saja yang ada hubungan dengan AC termasuk memotret diri saya sendiri. Hal yang menarik dari kunjungan kali ini adalah bisa melihat secara langsung bentuk fisik kompresor, akumulator, kondensor, Freon, Fan kondensor, dan strainer yang semuanya merupakan komponen outdoor dari sistem pendingin ruangan.

Cukup lama juga sih berada di atas atap sehingga kami memutuskan untuk melihat pawai dari atas tapi ternyata pawainya tidak kunjung-kunjung datang. Menyebalkan juga! Akhirnya kami turun dari lantai 3 dan masuk ke dalam ruangan ber-AC yang penuh dengan kenyamanan. Selanjutnya makan siang di Food Court bersama rekan saya F, di sini kami makan sambil melihat video-video klip keren yang di tayangkan oleh channel V, including Taylor Swift – Treardrop with my guitar, Mariah Carey - Obsessed, Snow Patrol – Run, Colbie Caillat – Fallin’ For You, dan Cobra Starship Feat. Leighton Meester - Good Girls Go Bad. Saat itu kami lebih banyak membicarakan music dari pada membicarakan apa yang baru saja kami kunjungi.

Sehabis makan, kami tidak tahu harus mau bikin apa. Untung saja pawai yang sudah ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga di depan mantos. Ramai juga, but still not amazing! No offense! Selanjutnya melihat fashion show di bundaran atrium mantos. Ya, melihat-lihat dan melihat-lihat trus pulang. Bosan!!!!!!!!!!!

Rabu, 26 Agustus 2009

Kerja praktek hari ini lumayan menyenangkan sekaligus melelahkan karena nongkrongnya di atas atap Hypermart yang sangat panas tapi pemandangan dari atas cukup indah. Tapi itu bukanlah masalah buat aku, yang penting hari ini ada kegiatan yang dilakukan oleh kami dengan bantuan para teknisi yang ada di Manado Town Square. Biar sedikit tapi ada manfaat yang diperoleh dari kegiatan untuk hari ini, setidaknya kami lebih familiar dengan alat-alat electrical yang ada di Manado Town Square.

Awal pertama datang, aku hanya sendiri without F. Mungkin aku datang terlalu cepat (karena memang selalu datang lebih cepat) sehingga aku merasa kalau rekan aku itu terlambat. Tapi tidak lama kemudian dia sms ke aku kalau dia akan segera tiba di mantos dan tidak lama kemudian dia benar-benar datang. Karena kami tidak melakukan apa-apa, kami memutuskan untuk meghubungi bapak Tonny sang manager Department Engineering di mantos untuk dapat masuk ke ruangan genset untuk melihat genset dan peralatan yang ada di dalam. Dengan segera rekan saya F menge-sms bapak Tonny dan Bapak Tony segera membalas dan mengatakan bahwa nanti jam 2 setelah makan siang baru boleh masuk ke ruangan genset yang tentukan saja ditemani oleh beliau.

Karena jam 2 itu cukup lama untuk menunggu maka kami memutuskan untuk bertanya kepada pada teknisi AC ataupun elektrikal tentang apa yang akan dikerjakan untuk hari ini. Sebelumnya mereka mengatakan kalau untuk hari ini tidak ada kegiatan yang terlalu berarti untuk dikerjakan, hanya mengecek peralatan apa masih bekerja dengan baik atau ada yang mengalami gangguan. Kami juga sempat bercerita bersama bapak Stephan, dan mengatakan kalau hari ini hanya ada pemasangan telpon di beberapa lokasi yang ada di mantos. Setelah itu kami melanjutkan duduk-duduk santai penuh ekspresi yang sangat membosankan dari raut wajah kami masing-masing. Tapi entahlah entah apa yang membuat aku bertahan tapi ingin rasanya aku untuk menaklukkannya (?).

Agak lama kami duduk santai akhirnya bapak Elon Sang teknisi AC datang juga menghampiri kami kalau hari ini ada kegiatan yang akan dilakukan. Dengan penuh eksperesi yang senang kami mendengar berita tersebut, entah mengapa hal itu membuat kami senang tapi itulah yang terjadi pada kami. Benar-benar luar biasa!

Kegiatan yang akan kami lakukan adalah mengisi Freon untuk sistem pendingin di Hypermart. Letaknya ada di atas atap, tentu saja itu lantai 3. Sebelum kami menuju ke atas kami menuju ke gudang terlebih dahulu untuk mengambil peralatan yang dibutuhkan untuk pengisian Freon AC, seperti Freon dan Charging Manifold. Sehabis dari gudang kami langsung menuju ke atas lantai 3 hypermart Manado Town Square. Karena jam pergi ke atas sudah siang, jadinya suhu di atas sangat panas benar-benar sangat menyengat, tapi ada angin dari arah laut yang bertiup lumayan kencang sehingga dapat mengurangi panasnya terik matahari saat berada di atas. Karena begitu panasnya, sampai rekan aku F, mukanya jadi memerah seperti terkena alergi karena dari dingin ke panas ke setelah itu ke dingin lagi. Suhu yang benar-benar membingungkan. Tapi buat aku itu tidak memberikan efek apapun. Pusing pun tidak, hanya meresa lapar aja karena waktu itu saatnya untuk makan siang, tapi tidak apa-apalah namanya juga cari ilmu (?).

Setibanya di atap hypermart bapak Elon langsung mebuka salah satu box untuk AC, di mana kotak yang terbuat dari besi tipis tersebut berisi sebuah kompresor, akumulator, dan sebuat kotak panel untuk rangkaian kontrol dari komresor dan fan motor untuk kondersor. Setelah itu langsung saja mengisi Freon pada AC tersebut. Proses pengisian dilakukan pada sisi masukan kompresor dan sisi keluaran dari kompresor untuk memperlancar aliran cairan Freon dalam pipa. Pada saat pengisian berlangsung, terdapat sedikit masalah di mana Freonnya tidak mengalir walaupun compressor telah dijalankan dan diduga kemungkinan pipa untuk unit tersebut tersumbat oleh kotoran seperti karat atau sesuatu.

Tanpa menunggu lama, kami langsung menuju ke gedung hypermart melihat kondisi dari Evaporator yang terdapat di ruangan yang dikhususkan untuk Evaporator tersebut. Jumlah Evaporator yang terdapat di Hypermart adalah tiga buah. Di dalam Evaporator tersebut terdapat sebuah motor induksi tiga fasa, blower dan lekukan Pipa yang kecil-kecil (pipa kapiler) yang suhunya kalau dipegang sangat dingin. Setelah di cek bagian dalam dari evaporator tersebut ternyata Fan Belt yang digunakan untuk menggerakkan blower ternyata sudah putus sehingga suhu dingin yang dihasilkan pada evaporator tidak didistribusikan ke dalam ruangan Hypermart. Di sinilah terjadi proses perbaikan dan inilah kali permata aku melihat barang yang namanya Evaporator secara langsung, yang selama ini hanya ada dalam teori di buku-buku bacaan.

Motor induksi yang terdapat di dalam box evaporator tersebut berfungsi untuk menggerakan blower yang berfungsi sebagai alat pendistribusi suhu dingin dari evaporator ke ruangan melalui saluran-saluran yang disebut ducting.

CUKUP SAMPAI DISINI AJA. Kalau dilanjutkan untuk hari berikutnya, tulisannya bisa jadi sangat panjang dan membosankan tentunya!

TUJUANNYA…?

Industri, riset dan pendidikan merupakan mata rantai yang saling berkaitan. Kekuatan dunia industri memerlukan dukungan dan sumber daya manusia yang andal, yang hanya dapat dihasilkan dari pendidikan yang berkualitas. Untuk dapat mencapai taraf kualitas tersebut, dunia pendidikan dalam hal ini perguruan tinggi atau universitas memerlukan umpan balik dari pihak luar sebagai hasil pengintegrasian di tengah-tengah masyarakat, sehingga muatan kurikulum, materi pendidikan pengembangan ilmu pengetahuan yang diasuh dapat lebih disesuaikan dengan tuntutan dunia nyata di lapangan.

Beranjak dari pemikiran itulah, maka salah satu cara yang ditempuh untuk merealisasikan keadaan tersebut adalah dengan mengadakan pelaksanaan kuliah kerja praktek, baik itu di industri-industri maupun lembaga-lembaga yang terkait dengan bidang ilmu yang ditekuni dibangku kuliah masing-masing. Dengan adanya kerja praktek ini, maka diharapkan akan tercipta kesesuaian antara dunia kerja/lapangan dengan dunia pendidikan, sehingga output perguruan tinggi secara relatif menjadi lebih siap pakai dan terlatih. Dan tujuan pendidikan tinggi untuk menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik dan/atau kesenian dapat terwujud dengan nyata. Untuk mencapai hasil yang optimal dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibutuhkan kerja sama dan jalur komunikasi yang baik antara perguruan tinggi, industry, instansi pemerintah dan swasta. Kerja sama ini dapat dilaksanakan dengan penukaran informasi antara masing-masing pihak tentang korelasi antara ilmu yang dipelajari di perguruan tinggi dan penggunaan ilmu di dunia industry.

No comments:

Post a Comment